27 Agustus, 2012

Masjid Maryam, Chicago, Illinois, Amerika Serikat

Masjid Maryam terletak di kawasan suburban Chicago, salah satu kota industri terbesar di negara paling digdaya di dunia pada saat ini. Namun, bukan berarti bahwa masjid ini begitu saja mencerminkan kejayaan negara tersebut. Masjid Maryam justru memperlihatkan bahwa peradaban suatu bangsa – sebesar apapun – selalu menyimpan sisi-sisi gelap.

Keberadaan Masjid Maryam dan dinamika kemasyarakatan yang terbangun di sekitar masjid inilah yang memperlihatkan sisi-sisi gelap di Amerika Serikat itu. Jadi, tidak kebetulan jika hampir seluruh jamaah masjid ini, yang terkoordinasi dalam organisasi Nation of Islam, adalah orang kulit hitam atau Afro-Amerika.

Dalam sejarah panjang Amerika Serikat, kaum kulit hitam adalah korban penindasan selama berabad-abad. Mereka terutama menjadi budak di perkebunan-perkebunan milik para kapitalis kulit putih. Perang Saudara Amerika Serikat pada kurun 1860 – 1865 dan penghapusan perbudakan oleh Presiden Abraham Lincoln tidak serta merta membebaskan orang-orang kulit hitam dari dominasi orang kulit putih.

Hingga dekade 1960-an, dan bahkan hingga sekarang, orang kulit putih masih mengalami diskriminasi dalam berbagai bidang. Demokrasi yang digembar-gemborkan oleh Konstitusi dipelintir sedemikian rupa oleh kelas masyarakat yang dominan sehingga kaum kulit hitam tetap dalam posisi sebagai korban dan tertindas.

Islam, sebagai agama dan identitas, memberikan inspirasi dan kekuatan bagi sekitar satu juta orang jemaah Nation of Islam. Demokrasi sekuler yang berjalinan dengan kapitalisme memang merupakan sistem yang saat ini paling luas digunakan, tetapi demokrasi semacam itu bagi jamaah Nation of Islam sungguh bukan sistem yang terbaik. Bagi mereka, sistem yang paling baik, jernih, dan memberikan harapan, adalah sistem demokrasi yang dibangun berlandaskan prinsip-prinsip Islam.

Masjid sebagai Pusat Gerakan Sosial

Masjid Maryam berperan sebagai tempat ibadah bagi umat Muslimin tanpa memandang warna kulit atau kewarganegaraan. Bagi para pemimpin Nation of Islam, salah satu ajaran Islam yang harus dipraktekkan dalam kehidupan nyata adalah kesetaraan antarmanusia dan hal itu harus dilaksanakan terutama di pusat gerakan sosial mereka. Pemimpin Nation of Islam, Louis Farrakhan, selalu mengingatkan jamaahnya: “First of all, we must be brothers” (Pertama-tama, kita haruslah terlebih dulu menjadi saudara).

Bangunan Masjid Maryam pada mulanya adalah sebuah gereja Katolik Yunani. Bangunan ini dibeli oleh Nation of Islam pada tahun 1972 dan diubah menjadi sebuah masjid yang selanjutnya diberi nama “Masjid Maryam”, menurut nama ibunda nabi Isa as. Saat itu, pemimpin Nation of Islam adalah Elijah Muhammad. Ketika Nation of Islam terpecah setelah meninggalnya Elijah, Farrakhan membeli bangunan masjid tersebut pada tahun 1988 dan mengembangkannya sesuai dengan tujuan gerakan Nation of Islam yang baru.

Desain arsitektur masjid ini memperlihatkan tanda keislaman yang tegas. Di keempat sudut kubah terdapat kalimat syahadat yang ditulis dengan aksara Arab. Sedangkan di bagian tengah kubat terdapat inskripsi dalam aksara Arab yang berbunyi “Allah Maha Besar” (Allah The Greatest). Di sekeliling kubah, terdapat kutipan ayat 35 – 40 dari Surat An-Nur.

Tanda bagi aktivitas sosial masjid ini yang paling kelihatan adalah adanya sebuah institusi pendidikan bernama Muhammad University of Islam. Lembaga ini menyediakan pendidikan mulai dari tingkat pra-sekolah hingga kelas 12 (12th grade – kira-kira setara dengan kelas 3 SMA).

Selain tempat ibadah, Masjid Maryam juga berfungsi sebagai markas besar organisasi sosial-keagamaan Nation of Islam, yang dihormati di kalangan kulit hitam dan disegani oleh kalangan kulit putih di Amerika Serikat.

Nation of Islam

Tepat pada tanggal 4 Juli 1930, tepat pada peringatan hari kemerdekaan Amerika Serikat, William Fard Muhammad mendirikan Nation of Islam. Secara resmi, dia mengumumkan misinya untuk memperbaiki dan membangkitkan bangsanya yang tersesat dengan berlandaskan prinsip-prinsip Islam. Bangsa yang tersesat yang dimaksud oleh William adalah keturunan Afrika yang ditangkap, dieksploitasi dan didehumanisasikan sebagai budak di Amerika selama tiga abad.

William mengajari bangsa kulit hitam yang tertindas dan tak memiliki pembela itu sebuah pengetahuan yang menyeluruh tentang Tuhan dan diri mereka sendiri, dan membimbing mereka menuju Kemerdekaan-Diri dengan kebudayaan dan peradaban yang lebih tinggi dari sebelumnya. Inti ajarannya adalah cinta kasih dan perdamaian serta kebenaran dan keindahan.

Setelah William meninggal pada tahun 1934, Nation of Islam dipimpin oleh Elijah Muhammad. Sebelumnya Elijah berguru selama 3,5 tahun kepada William Fard Muhammad, yang dalam ajaran resmi Nation of Islam diyakini sebagai Imam Mahdi yang dijanjikan dalam Al-Quran dan Injil. Kepada para jamaahnya, Elijah menyatakan bahwa William telah mengajarkan pengetahuan tentang Tata Dunia yang Baru untuk Perdamaian dan Kesalehan berdasarkan Kebenaran dan Keadilan, serta menjanjikan untuk menumbangkan semua tiran dan mengubah dunia menjadi sebuah Surga di Bumi.

Selama 44 tahun, Elijah menerima tanggapan yang negatif dari para pemimpin Amerika yang lain karena ajaran-ajarannya yang dianggap menggoncang tatanan sosial yang telah mapan di Amerika Serikat. Bagi Elijah, yang pendidikannya hanya sampai kelas empat sekolah dasar, hal itu justru membuktikan bahwa apa yang diperolehnya dari gurunya adalah benar-benar pengetahuan yang direstui oleh Tuhan.

Tentangan terhadap Elijah dan Nation of Islam semakin besar ketika semakin banyak kaum kulit hitam yang menjadi mualaf dan mempraktekkan ajaran Islam. Namun, Elijah tetap teguh pada keyakinannya. Menurutnya, dia belajar dari para nabi, misalnya Nabi Musa dan Harun. Kedua nabi tersebut teguh walaupun harus berhadapan dengan Fir’aun ketika hendak membebaskan bani Israil dari penindasan di Mesir.

Louis Farrakhan dan jamaah Masjid Maryam

Sepeninggal Elijah pada tahun 1975, Nation of Islam terpecah menjadi dua organisasi besar. Yang pertama dipimpin oleh putra Elijah, William Mohammed, yang hendak mengubah mahzah organisasi menjadi mazhab Sunni. Yang kedua dipimpin oleh Louis Farrakhan hingga sekarang. Rupanya Nation of Islam pimpinan Farrakhan yang banyak memperoleh pendukung.

Nation of Islam di bawah Farrakhan semakin menegaskan kekuatan umat Muslimin Amerika Serikat yang bersatu ketika pada tanggal 16 Oktober 1995, mereka menggelar Million Man March di Washington, D.C., ibukota Amerika Serikat. Pawai ini melibatkan jutaan orang dan disebut-sebut sebagai pawai orang Afro-Amerika terbesar dalam sejarah.

Louis Farrakhan juga membangun kembali (rebuilding) Nation of Islam dengan menyingkirkan halangan-halangan komunikasi di dalam masyarakat. Di bawah Farrakhan, Nation of Islam menjadi sebuah organisasi sosial-keagamaan yang dikenal toleran terhadap perbedaan dan tak pernah memandang seseorang menurut agama, ras, atau keyakinan dan pandangan ideologis.

Jamaah Nation of Islam hingga kini percaya, syiar Islam di kalangan kaum Afro-Amerika di Amerika Serikat adalah bukti tegas bahwa matahari Islam telah terbit di Barat dan Tuhan memenuhi janji-Nya untuk menegakkan ke-tauhid-annya di seluruh penjuru dunia.

Dr. Rabu Ibrahim Rabu, pemimpin WICS (World Islamic Call Society) dari Libya ketika berkunjung ke University of Islam di Kompleks Masjid Maryam

Pengaruh Politik

Nation of Islam di bawah Louis Farrakhan telah menjelma menjadi sebuah organisasi sosial-keagamaan Islam yang mempunyai kekuatan politik cukup besar. Organisasi ini diyakini punya andil penting dalam terpilihnya Barack Obama dalam pemilihan presiden AS. Hal ini masuk akal jika mengingat besarnya jumlah kaum Muslimin dari ras kulit hitam yang bernaung di bawah organisasi tersebut.

Walaupun Obama, yang dianggap sebagai sosok yang paling dapat mengakomidasi semua kepentingan politik yang ada di Amerika Serikat, telah menjadi presiden, Nation of Islam menegaskan bahwa perjuangan Islam dan gerakan sosial Nation of Islam belum selesai. Kaum Muslimin di Amerika Serikat dan juga di seluruh dunia, tanpa memandang ras dan kebangsaan harus terus berkarya dan menyebarkan inspirasi Islam untuk membebaskan umat manusia.

Daftar Bacaan 

“Mosque Maryam and The Nation of Islam National Center”, tersedia di http://www.noi.org/national_center.htm

“Nation of Islam in America A Nation of Peace & Beauty”, tersedia di http://www.noi.org/history_of_noi.htm

“Farrakhan: ‘New beginning’ for Nation of Islam”, tersedia di http://www.msnbc.msn.com/id/27270645/

“Islamic leader visits Minister Louis Farrakhan and Nation” of Islam, tersedia di http://www.finalcall.com/artman/publish/World_News_3/article_6690.shtml

“Nation of Islam leader to make major statement at mosque dedication”, tersedia di http://www.finalcall.com/artman/publish/article_5323.shtml

“Work not over: Farrakhan”, tersedia di http://www.suntimes.com/news/politics/obama/1270217,CST-NWS-farr10.article

“Minister Farrakhan addresses thousands across nation in lecture series”, tersedia di http://www.finalcall.com/artman/publish/article_3309.shtml

“Minister Farrakhan delivers a message of unity and brotherhood”, tersedia di http://www.finalcall.com/artman/publish/article_3973.shtml

“The End of an Era?”, tersedia di http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/10/21/AR2006102100337_2.html

Sumber gambar  

http://www.msnbc.msn.com/id/27270645/

http://www.finalcall.com/artman/publish/article_3309.shtml

http://www.noi.org/national_center.htm

1 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More