26 Agustus, 2012

Masjid London Timur, London, Inggris

Mungkin London dapat disebut sebagai kota di dunia Barat yang paling banyak memiliki masjid. Masjid pertama di London yang dapat diketahui adalah sebuah masjid yang terletak di 111 Campden Hill Road di Notting Hill Gate. Berapa lama masjid ini berdiri tidak dapat diketahui, walaupun pernah ada sebuah organisasi bernama Masyarakat Islam yang memusatkan kegiatannya di masjid itu sejak tahun 1886. Hingga tahun 1930-an, masjid ini diketahui masih aktif. Namun, masjid ini diperkirakan tutup pada masa Perang Dunia II.

Menjelang berakhirnya Perang Dunia II, komunitas Muslim membangun beberapa masjid di London. Salah satu masjid yang dibangun pada masa itu, dan masih bertahan sampai sekarang sebagai institusi masyarakat yang paling tua dan aktif, adalah Masjid London Timur (East London Mosque). Selama bertahun-tahun, masjid yang dibangun pada tahun 1941 ini menjadi pusat kegiatan keagamaan komunitas Muslimin di London.

Masjid London Timur ini telah mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan. Sejak tahun 2004, masjid ini berafiliasi dengan London Muslim Centre.

Membangun Masjid

Catatan sejarah Masjid London Timur dimulai pada tahun 1910. Saat itu, para tokoh masyarakat, baik Muslim maupun non-Muslim, mengakui bahwa London membutuhkan sebauh masjid. Maka mereka mendirikan London Mosque Fund dan menyewa sebuah ruangan kecil sebagai tempat shalat Jumat berjamaah. Pada tahun 1940, dengan dana yang berhasil dikumpulkan, lembaga ini membeli tiga buah rumah di Commercial Road, London E1, yang kemudian dijadikan sebagai tempat ibadah yang permanen.

Pada tahun 1941, Masjid London Timur, yang terdiri dari ketiga buah rumah tersebut, dibuka secara resmi. Masjid ini segera menjadi pusat keagamaan penting bagi komunitas Muslim yang jumlahnya sedikit namun terus bertambah. Masjid ini semakin ramai karena pada tahun-tahun setelah perang, banyak imigran yang masuk ke Inggris sebagai pekerja dalam pembangunan kembali Inggris yang hancur karena perang.

Masjid ini “dipindahkan” pada tahun 1975. Saat itu, The Greater London Council (GLC) membeli ketiga rumah di Commercial Road tersebut dan menyediakan bangunan-bangunan sementara di sebuah lahan baru di Whitechapel Road. Komunitas Muslim setempat berusaha mengumpulkan dana yang dibutuhkan untuk membangun sebuah masjid yang layak di lahan yang baru ini. Dari penghasilan mereka yang terbilang kecil, mereka dapat menabung. Untungnya, tabungan mereka yang tak seberapa itu kemudian memperoleh tambahan atau bantuan dana dari Raja Arab Saudi.
Peletakan batu pertama bagi bangunan masjid baru dapat dilakukan pada tahun 1982. Masjid itu sendiri baru dapat dibuka secara resmi tiga tahun kemudian. Pada saat pembukaan, masjid ini telah terlihat megah dan menjadi salah satu landmark di kota London bagian Timur (East End) berkat kubah dan menara-menaranya. Pada mulanya, ruangan masjid ini tampak terlalu besar, namun tak lama kemudian terbuktilah bahwa pada hari Jumat, selama bulan Ramadan dan juga pada hari-hari raya Id, masjid ini penuh sesak oleh kaum Muslimin London. Bahkan, bangunan-bangunan tambahan yang direncanakan akan dibangun di sekitar masjid ini kemudian justru kekurangan ruang.

Karena kurangnya lahan, maka takmir masjid berusaha membeli tanah di sekitar masjid. Pada tahun 1999, The East London Mosque atau Masjid London Timur, dengan dukungan kuat dari warga setempat, berhasil membeli lahan tambahan di sekitar masjid. Pembanguan pun segera dimulai dan pada tahun 2001, Putra Mahkota Inggris, Pangeran Charles, bersama dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohamed Al-Faisal, meluncurkan proyek pembangunan LMC (London Muslim Centre – Pusat Pelayanan Muslim Inggris).

Pembangunan gedung LMC dimulai pada tahun 2002 dan baru selesai pada tahun 2004. Bangunan LMC ini menambah luas kompleks masjid sebesar 8300 m2. Pangeran Charles sendiri tercatat sering memeriksa proses pembangunan gedung LMC. Pada tahun 2008, Masjid London Timur, bersama dengan London Muslim Centre, terpilih sebagai Super Model Mosque 2008 (Masjid Super Model).

BBC melaporkan, pada saat LMC dibuka, kaum muslimin di London tumpah ruah ke kompleks Masjid London Timur. Diperkirakan ada sekitar 15 ribu orang Muslim yang datang ke sini untuk mendengarkan khotbah dari imam Masjidil Haram, Syeh Badur-Rahman al-Sudais. Karena ruangan utama masjid kapasitasnya hanya 3000 orang, sekitar 10 ribu pengunjung yang lain dikumpulkan di gedung LMC yang bertingkat enam dan berkapasitas 10 ribu orang.

Kegiatan Masjid London Timur dan LMC

ELM (East London Mosque/Masjid London Timur) dan LMC adalah dwitunggal yang padu. Sementara Masjid London Timur memenuhi kebutuhan spiritual komunitas Muslimin yang ada di London, LMC berperan dalam bidang sosial, integrasi masyarakat dan dialog antaragama. Kedua lembaga ini saling melengkapi. Paling tidak, dwitunggal ini menawarkan 30 jenis layanan kepada masyarakat, baik Muslim maupun non-Muslim.

Sebagian besar khalayak non-Muslim tertarik pada program-program yang ditawarkan oleh LMC dalam bidang pendidikan, kesejahteraan sosial, kohesi sosial dan pemberdayaan ekonomi. Di antara program-program sosial yang ditawarkan LMC adalah Way To Work, yaitu program pelatihan keterampilan dan penyaluran tenaga kerja dan Women’s Link, yaitu program pemberdayaan kaum wanita. LMC juga memainkan peran integrasi dalam masyarakat dengan cara mendorong kaum muda untuk menjadi warga masyarakat yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang positif.

Masjid London Timur dan LMC dikelola secara modern. Dana yang dibutuhkan untuk membangun LMC saja, misalnya, mencapai ₤10,5 juta – jumlah yang sangat besar. Sebagian dari dana itu adalah sumbangan dari jamaah masjid, tetapi ada juga sumbangan dari negara-negara dan organisasi pendonor. Untuk menjaga kredibilitas dan akuntabilitas keuangan, pengelola LMC setiap tahun menerbitkan Annual Report (Laporan Tahunan) yang dapat diperoleh di Charity Commission and Companies House – salah satu lembaga audit papan atas di Inggris.

Pelayanan LMC sebenarnya tidak semata-mata ditujukan bagi kaum Muslimin saja, melainkan terbuka bagi siapa saja tanpa memandang agama dan keyakinan serta tidak mempertimbangkan gender. Komitmen ini memang dapat terlihat secara sekilas, misalnya, dengan banyaknya aktivitas rohani kaum Hawa di kompleks rumah ibadah di sisi timur London ini. Mungkin ini disebabkan oleh sikap simpatik LMC, yang tidak hanya memberi ruang bagi kaum wanita yang terpinggirkan dalam sistem sosial, melainkan juga memberikan pelatihan keterampilan dan bimbingan dalam memilih karir yang tepat.

Pesan ingin disampaikan oleh ELM dan LMC adalah perdamaian, moderasi, dan toleransi dalam mendorong terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Secara politis, ELM dan LMC menentang kaum isolasionis. Kaum isolasionis adalah kelompok politis yang menganggap bahwa Inggris harus menutup pintu bagi orang-orang non-Anglo-Saxon dan non-Nasrani. Dengan demikian, kedua lembaga ini mendorong agar komunitas Islam di London khususnya dan Inggris pada umumnya untuk menggunakan hak suara mereka dalam pemilihan umum.

Karena sikap politiknya ini, maka ELM dan LMC dalam tahun-tahun terakhir ini telah mengakomodasi dan menjadi koalisi bagi beberapa politisi, baik dari Partai Buruh, Partai Tory (konservatif), hingga Partai Demokrat Liberal. Kesediaan kerjasama didasarkan pada platform para politisi yang memihak kepada masyarakat yang diperintah.

ELM dan LMC juga menjadi aktivis yang giat dalam serangkaian dialog antaragama di seluruh Eropa. Kedua lembaga ini adalah pendiri TELCO, sebuah organisasi antaragama yang bertujuan untuk membangun kerjasama yang konstruktfi di antara berbagai pemeluk agama yang berbeda-beda. Forum antaragama lain yang diikuti adalah Tower Hamlets Interfaith Forum dan London Resillience (sebuah lembaga yang mempersiapkan segala segala sesuatu di London jika suatu saat kota metropolitan ini tertimpa bencana). Selain, itu kedua lembaga ini juga sering terlibat dalam konferensi tentang toleransi antaraagama di tingkat nasional.

Jika melihat banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh ELM dan LMC, maka dapat dikatakan bahwa pesan-pesan Islam di London bukan hanya sekadar dikhotbahkan, tetapi juga telah dilaksanakan.

Daftar bacaan

“Britain’s Muslims Vote their Best Mosques”, tersedia di http://www.islamonline.net/servlet/Satellite?c=Article_C&cid=1225697933445&pagename=Zone-English-Euro_Muslims%2FEMELayout

“British Muslim Heritage”, tersedia di http://www.masud.co.uk/ISLAM/bmh/BMH-IRO-london_mosques.htm

“Crowds flock to new Muslim centre”, tersedia di http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/3799353.stm

“East London Mosque…Success Story”, tersedia di http://www.islamonline.net/servlet/Satellite?c=Article_C&cid=1179664500386&pagename=Zone-English-News%2FNWELayout

“East London Mosque”, tersedia di http://en.wikipedia.org/wiki/East_London_Mosque \

“Frequently Asked Questions”, tersedia di http://www.eastlondonmosque.org.uk/?page=faqs

“New Muslim centre opens its doors”, tersedia di http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/3796631.stm

“Prince joins Ramadan ceremony”, tersedia di http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/england/1671797.stm

“Vision”, tersedia di http://www.eastlondonmosque.org.uk/?page=facilities


Sumber gambar
http://commons.wikimedia.org/wiki/File:East_London_Mosque_Front_View.jpg

http://en.wikipedia.org/wiki/East_London_Mosque

1 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More